Minggu, 06 November 2011

TEORI SISTEM


Teori sistem dipetakan oleh George Ritzer pada paradigma fakta sosial. Maksudnya adalah penggunaan teori ini dikhususkan pada masalah-masalah sosial yang berkaitan dengan nilai-nilai, institusi/pranata-pranata sosial yang mengatur dan menyelenggarakan eksistensi kehidupan bermasyarakat. Sistem sendiri merupakan suatu kesatuan dari elemen-elemen fungsi yang beragam, saling berhubungan dan membentuk pola yang mapan. Hubungan antara elemen-elemen sosial tersebut adalah hubungan timbal-balik atau hubungan dua arah..

Sebagai contoh, misalnya masalah hukum adat yang mempengaruhi segi kehidupan ekonomi masyarakat atau nelayan tradisional, atau lebih konkrit lagi misalnya bila kita ingin mengetahui bagaimana pengaruh dari nilai-nilai dalam hukum adat "nedosa" terhadap persepsi masyarakat tentang perkawinan dalam masyarakat adat Sangihe, sehingga dengan adanya fenomena dalam satu aspek akan mempengaruhi aspek-aspek lainnya dalam kehidupan bermasyarakat. Masih banyak permasalahan sosial, politik, ekonomi, pendidikan, dsb yang dapat dikaji dengan menggunakan teori sistem.

Pengaruh-pengaruh yang saya kemukakan di atas, senantiasa dapat diukur daya determinasinya, sehingga dapat diketahui pada aspek mana pengaruh itu menjadi dominan. Oleh sebab itu metode menjadi sangat penting relevansinya dalam mengungkap tingkat hubungan. Sebagaimana pendapat Ritzer, metode yang digunakan dalam bedahan teori sistem adalah metode kuisioner. Metode ini tergolong dalam jenis penelitian kuantitatif. Itulah sebabnya para sosiolog, bilamana menerapkan teori sistem, maka penelitiannya identik menggunakan pendekatan kuantitatif.

Orang yang paling giat mengembangkan teori sistem adalah Niklas Luhman dan Kenneth Bailey. Keduanya hidup pada abad 20. Sebelum kedua ilmuwan di atas, pemikir lainnya yang membicarakan sistem adalah Walter Buckley (1967) melalui karyanya yang berjudul: Sociology and Modern Systems Theory. (Ritzer & Goodman, 2009:351).

Menurut Buckley, ada beberapa manfaat menggunakan teori sistem, yakni:
  1. Dapat diterapkan pada semua ilmu perilaku dan ilmu sosial
  2. Memiliki beragam level yg dapat diterapkan pada semua skala terbesar sampai skala terkecil atau yang paling objektif sampai yang paling subjektif.
  3. Membahas beragam hubungan antar aspek sosial, tidak parsial.
  4. Keseluruhan aspek dipandang dalam konteks proses khususnya terkait dengan jaringan informasi dan komunikasi.
  5. Bersifat integratif.   
Buckley memperkenalkan tiga jenis sistem, yaitu: 1) Sistem sosial budaya, 2) Sistem mekanis dan 3) Sistem organis. Dalam sistem mekanis, kesalingketerkaitan antar bagian didasarkan pada transfer energi, dalam sistem organis kesalingketerkaitan antar bagian lebih didasarkan pada pertukaran informasi ketimbang
pertukaran energi. Dalam sistem sosial budaya, kesalingketerkaitan lebih didasarkan pada pertukaran informasi.

Dalam memahami sistem sosial, dikenal dua pendekatan, yaitu: 1) Pendekatan sibernetis dan 2) Pendekatan Ekuilibrium. Umpan balik merupakan aspek esensial dari pendekatan sibernetis. Friksi, pertumbuhan, evolusi dan perubahan sosial dapat dipelajari dengan pendekatan sistem sibernetis. Sedangkan keseimbangan fungsi merupakan esensi dasar pendekatan ekuilibrium.

Teori sistem mengenal dua konsep krusial yaitu: entropi dan negentropi. Entropi adalah kecenderungan sistem berhenti bekerja dan negentropi adalah kecenderungan sistem pada struktur yang lebih besar. Sistem dalam suatau masyarakat yang tertutup cenderung entropis, sementara sistem pada masyarakat yang terbuka cenderung negentropis. 

Talcott Parson mengemukakan bahwa sistem mengandaikan adanya kesatuan antara bagian-bagian yang berhubungan satu dengan yang lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Untuk mempelajari tindakan sosial, maka Parson mendefenisikan empat sistem tindakan, sebagai berikut:
  1. Sistem budaya, disebut juga sistem simbolik yang menganalisis "arti", seperti kepercayaan, agama, bahasa dan nilai-nilai dan konsep sosialisasi. Sosialisasi mempunyai kekuatan integratif yang sangat tinggi dalam mempertahankan kontrol sosial dan keutuhan masyarakat.
  2. Sistem sosial, yang memandang masyarakat berada dalam interaksi berdasarkan peran. Sistem sosial selalu terarah pada ekuilibrium.
  3. Sistem kepribadian, kesatuan yang paling kecil dipelajari adalah individu yang menjadi aktor. Fokus kajian disini adalah kebutuhan, motif dan sikap.
  4. Sistem organisme, kesatuan yang mendasar pada sistem ini adalah manusia dalam arti biologis dan lingkungan fisik dimana manusia itu hidup, juga sistem syaraf yang berkaitan dengan kegiatan motorik dan sistem organ manusia.
 Teori Parson di atas dikembangkan oleh Luhmann yang dikenal dengan Teori Sistem Umum (TSU), sambil mengkritik beberapa hal yang sangat prinsip.



BAHAN BACAAN:
  1. George Ritzer dan Douglas Goodman, 2009; Teori Sosiologi Dari Teori Sosiologi Klasik Sampai Perekembangan Mutakhir Teori Sosial Postmodern, Kreasi Wacana, Jogjakarta.
  2. Bernard Raho, 2007; Teori Sosiologi Modern, Prestasi Pustaka Publisher
  3. George Ritzer, 2009; Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda, PT RajaGrafindo Persada.